Surat Kabar Nasional.com Sebuah kapal pengangkut pasokan milik Filipina bertabrakan dengan kapal Penjaga Pantai China di dekat Kepulauan Spratly yang menjadi sengketa di Laut China Selatan pada Senin (17/6) waktu setempat. Beijing menuduh kapal Manila itu mengabaikan banyak peringatan serius yang diberikan.
Seperti dilansir AFP, Senin (17/6/2024), China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan Laut China Selatan, mengesampingkan klaim-klaim serupa dari beberapa negara Asia Tenggara termasuk Filipina, dan mengabaikan keputusan internasional yang menyatakan klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Beijing mengerahkan kapal-kapal Penjaga Pantai mereka dan kapal lainnya untuk berpatroli di perairan tersebut dan telah mengubah beberapa terumbu karang menjadi pulau buatan yang dimiliterisasi. Kapal-kapal China dan Filipina telah beberapa kali terlibat serangkaian konfrontasi di perairan sengketa tersebut.
Pada Sabtu (15/6) waktu setempat, aturan baru Otoritas Penjaga Pantai China yang bisa menahan warga negara asing (WNA) atas dugaan masuk tanpa izin di wilayah perairan sengketa mulai berlaku. Berdasarkan aturan baru itu, seorang WNA bisa ditahan tanpa persidangan selama 60 hari oleh Beijing.
Otoritas Penjaga Pantai China dalam pernyataannya pada Senin (17/6) waktu setempat menuduh kapal pasokan Filipina mengabaikan peringatan dari pihaknya dan mendekati kapal patroli Beijing secara tidak profesional.