Ternyata Ini 3 Penyebab Gen Z Boros dan Gaji Cepat Ludes

0
9

Surat Kabar Nasional.com – Selain sulit mendapatkan pekerjaan baru, salah satu masalah besar yang tengah dihadapi Generasi Z (Gen Z) saat ini adalah sulit mengelola keuangan sehingga gaji cepat habis. Lantas, apa alasan gaji Gen Z cepat ludes?

Psikolog sekaligus dosen Universitas Paramadina, Tia Rahmania mengungkapkan bahwa alasan utama mengapa gaji Gen Z cepat habis adalah munculnya tren fenomena You Only Live Once (YOLO), Fear of Missing Out (FOMO), dan Fear of Other People’s Opinions (FOPO).

Tia menyebut, tren-tren yang dipengaruhi oleh rasa takut itu membuat Gen Z jadi sulit mengelola keuangannya sehingga mengalami sederet kesulitan dalam kehidupannya. Menurutnya, anggapan bahwa manusia hanya hidup sekali membuat Gen Z jadi tak ragu untuk melakukan banyak hal meskipun harus mengeluarkan banyak uang.

“Mereka (Gen Z) memiliki tren YOLO, kamu hanya hidup sekali. Itulah yang membuat kemampuan pengelolaan keuangan mereka jadi enggak efektif dan gaji cepat habis,” kata Tia dalam seminar daring bertajuk “Gen Z & Work Ethics Problem”, Jumat (25/10/2024).

“Akibatnya, mereka menghadapi kerumitan sendiri terkait kehidupannya, seperti nyicil kartu kreditnya, membayar biaya kos, hingga mungkin membantu keluarga,” sambungnya.

Kemudian, FOMO juga menjadi kunci utama di balik budaya boros Gen Z. Tia menyebut bahwa selain memengaruhi keuangan, FOMO juga mampu memengaruhi produktivitas Gen Z di tempat kerja karena merasa harus mengejar tren baru di luar pekerjaannya.

“Jadi, mereka bisa saja mengalihkan fokusnya dari tanggung jawab profesional mereka. Akibatnya, mereka hilang fokus dan sering tergoda,” ujar Tia.

Terakhir, FOPO turut menjadi alasan di balik cepat habisnya gaji Gen Z. Ketakutan para Gen Z terhadap penilaian orang lain membuat mereka cenderung memikirkan bagaimana citra diri di pandangan orang lain. Akibatnya, mereka pun tak ragu untuk mengeluarkan uang demi terlihat baik di depan hadapan publik.

Sebagai informasi, YOLO adalah prinsip hidup yang mengajak seseorang untuk menikmati hidup dan berani mengambil kesempatan karena hidup hanya terjadi sekali. Biasanya, YOLO sering dijadikan alasan untuk melakukan hal-hal impulsif tanpa memikirkan dampak jangka panjang.

Kemudian, FOMO adalah rasa takut tertinggal terhadap sesuatu yang dianggap penting, seperti tren, berita, atau aktivitas sosial. Terakhir, FOPO adalah ketakutan terhadap penilaian orang lain akibat pengaruh media sosial, lingkungan sosial, dan budaya.