Desa Selat di kabupaten Buleleng-Bali merupakan Desa Binaan Universitas Pendidikan Ganesha, yang diproyeksikan menjadi sentra pengembangan buah premium durian, advokat dan kelengkeng sesuai dengan arah RPJM Desa. Desa Selat memiliki komposisi bentang alam sekitar 811 hektar lahan pertanian dan 250 hektar hutan lindung, yang mendukung budi daya pertanian buah premium pada lahan kering karena keterbatasan sumber air irigasi. Aktivitas pertanian di lahan kering dikoordinasikan oleh Subak Abian, karena desa ini tetap mempertahankan sistem subak sebagai warisan budaya dalam sistem irigasi berbasis komunitas, yang selama ini menopang keberlanjutan aktivitas pertanian dan peternakan, ungkap kepala Desa Selat, Putu Mara (55 tahun). Salah satu kelompok tani-ternak yang yang ada di desa Selat adalah kelompok tani-ternak Dharma Wiguna yang diketua oleh Wayan Sulendra (51 tahun). Atas bantuan pemerintah pusat, kelompok ini mendapatkan bantuan sumur bor dari pemeritah pusat untuk mengatasi keterbasan ketersediaan air irigasi pertanian, namun dalam pemanfaatannya kurang efisien, karena sistem penyiraman tanaman masih menggunakan selang air, banyak air yang terbuang, tidak sepadan dengan tingginya ongkos untuk bayar listrik, keluh Wayan Sulendra. Atas permasalahan ini, Undiksha bermitra dengan Instiki mendampingi kelompok tani untuk menerapkan sistem pertanian smart-farming untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pertanian buah premium di desa Selat.
Di bawah koordinasi I Wayan Sukrawarpala (58 tahun) dosen Undiksha, yang menjadi ketua tim pelaksana kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan tahun 2025 di desa Selat-Buleleng menginstalasi sistem smart-farming dalam mengontrol pemanfaat air yang tersedia untuk penyiraman buah premium, pada area seluas 10 are, sebanyak 50 pohon. Selain mengontrol sistem irigasi, setiap pohon juga dilengkapi dengan sistem sensor kelembaban, imbuh I Dewa Gede Aristana (29 tahun), Dosen INSTIKI yang membantu menangani bidang IOT. Dengan pemasangan sistem ini, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi air 40%, dan peningkatan produktivitas durian naik 30%.
Hadirnya sistem pertanian buah premium berteknologi smart-farming, telah mampu mengatasi persoalan sistem penyiraman dan pemupukan pada kelompok tani-ternak Dharma Wiguna, tutur Perbekel desa Selat-Buleleng, Putu Mara (52 tahun). Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dan atas program ini dan dukungan pendanaan dengan nomor kontrak 371/C3/DT.05.00/PM-MULTITAHUN/2025, dalam membantu masyarakat untuk merestorasi dan memodernisasi sistem pertanian padi di desa Selat.

