Suratkabarnasional.com – Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya “memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan”. Industri semen di Indonesia menjadi salah satu dasar perkembangan perindustrian dan perekonomian, di mana peran semen menjadi sangat penting dalam pengembangan pembangunan infrastruktur. Berikut pemilik bisnis semen konglomerat di Indonesia.
- Anthoni Salim, PT Indocement Tunggal Perkasa
Awalnya PT Indocement Tunggal Perkasa dirintis oleh ‘The Gang of Four’ alias para pebisnis handal di Indonesia, yaitu Sudono Salim, Sudwikatmono, Djuhar Susanto dan Ibrahim Risjad pada 4 Agustus 1975. Kini, kepemilikan PT Indocement Tunggal Perkasa alias Semen Tiga Roda berada di bawah Anthoni Salim, anak dari Sudono Salim. Tak heran jika berdasarkan laporan dari Forbes, sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia, pendapatan Salim mencapai US$7,5 miliar atau setara Rp117,3 triliun.
- Martua Sitorus, PT. Cemindo Gemilang
Martua Sitorus adalah konglomerat yang mendirikan grup Wilmar dengan Kuok Khoon Hong. Martua dan saudaranya mendirikan KPN Corporation yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, pengembangan properti dan manufaktur semen Merah Putih melalui PT Cemindo Gemilang. Martua Sitorus menempati posisi ke-17 dalam daftar orang terkaya Indonesia 2022 versi Forbes, dengan total kekayaan US$3,2 miliar atau setara dengan Rp47,8 triliun.
- Hongshi Holding Group, PT Semen Imasco Asiatic
Melalui PT Semen Imasco Asiatic, sebuah perusahaan semen berskala besar yang sepenuhnya dimiliki oleh Hongshi Holding Group memproduksi Semen Singa Merah yang berlokasi di Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
- BUMN
Melalui BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Semen Indonesia Group (SIG) melakukan berbagai upaya agar kinerja perusahaan terus tumbuh. Saat ini SIG memiliki lima merek semen antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Batu Raja, Dynamix yang sebelumnya Holcim, serta Semen Andalas. Selain itu SIG memiliki pabrik semen terintegrasi di delapan lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 6 pabrik penggilingan semen, dan 7 pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 306 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia.