Suratkabarnasional.com – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade memperkirakan kuota pertalite sebanyak 23 juta kiloliter yang dialokasikan pemerintah pada tahun ini jebol pada September 2022.
Perkiraan ia buat seiring kian menipisnya kuota akibat bergeliatnya ekonomi dan aktivitas masyarakat pasca pandemi. Ia memprediksi kalau tidak segera dikontrol pemerintah, kuota pertalite sampai akhir tahun bisa jebol hingga 28 juta KL. “Dan 23 juta KL kuota yang tersedia itu Insya Allah September ini habis,” kata dia dalam rapat dengar pendapat Komisi VI bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan, Rabu (24/8).
Dengan mempertimbangkan kemungkinan itu, Andre meminta pemerintah segera mengambil tindakan, apakah dengan menaikkan kuota atau mengendalikan konsumsinya. Ia juga meminta pemerintah supaya segera memperbaiki ketepatan sasaran penyaluran pertalite. Pasalnya, Andre mengaku masih melihat mobil mewah yang mengisi bahan bakar dengan BBM subsidi tersebut.
Karenanya, ia meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk segera berkoordinasi dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membahas hal tersebut. “Harapan saya pak menteri BUMN segera bicara dengan menteri ESDM dan menteri keuangan, ambil keputusan,” kata dia.
Namun, Andre menekankan pihaknya tidak ingin pemerintah malah mengambil langkah untuk menaikkan harga pertalite. “Untuk itu kami usulkan harus ada peraturan pengendalian. Bagaimana turunan Perpres Nomor 191 Tahun 2014 itu segera dibuat,” kata dia.
Data PT Pertamina (Persero) menunjukkan penyaluran pertalite mencapai 16,8 juta kiloliter (kl) hingga Juli 2022. Artinya, kuota hingga akhir 2022 hanya tersisa 6,25 juta kl dari total kuota yang ditetapkan tahun ini sebanyak 23,05 juta kl. Sementara, penyaluran solar telah mencapai 9,9 juta kl hingga Juli 2022. Sehingga, sisa kuota solar hingga akhir tahun hanya tersisa 5,2 juta kl dari total kuota 15,1 juta kl.
Sebelumnya, harga pertalite dan solar diwacanakan naik dalam waktu dekat. Hal tersebut imbas jebolnya kuota dan dana subsidi yang sudah membengkak Rp502 triliun dari proyeksi awal Rp170 triliun untuk tahun ini.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan menyebut Jokowi kemungkinan mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pekan ini. “Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini,” ujar Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin beberapa waktu lalu.
Luhut mengatakan alasan utama Jokowi menaikkan harga BBM adalah beban subsidi energi bagi APBN yang melonjak jadi Rp502,4 triliun di 2022 akibat kenaikan harga minyak dunia belakangan ini.