Surat Kabar Nasional.com – Akhir pekan ini, Timnas Indonesia akan punya pelatih baru. Lolos Piala Dunia 2026 jadi misi yang harus diterjang, mampukah juru taktik anyar menghadapinya?
PSSI resmi memecat Shin Tae Yong. Pengumuman itu disampaikan pada sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (6/12). Kisah kasih selama lima tahun pun berakhir.
Kabar pemecatan STY sejatinya bukan petir di siang bolong. Karier pelatih asal Korea Selatan itu seakan sudah berada di ujung tanduk setelah hasil yang kurang memuaskan pada rangkaian putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada edisi Oktober.
Pada periode itu, Timnas Indonesia menghadapi dua pertandingan melawan Bahrain dan China. Tidak ada kemenangan yang dipetik Jay Idzes dan kawan-kawan meski sempat diharapkan mendapatkan poin penuh.
Tapi pada lanjutan kualifikasi periode November, nama STY kembali dielu-elukan lagi setelah Timnas Indonesia menang 2-0 atas Arab Saudi. Dukungan terhadap juru taktik 54 tahun itu kembali mengalir seiring dengan kesempatan skuad Garuda yang masih terbuka menuju Piala Dunia.
Akan tetapi, nama STY kembali berada di tepi jurang setelah Piala AFF 2024. Hingga pada akhirnya, PSSI mengetuk palu tanda kerjasama dengan eks pelatih timnas Korea Selatan itu berakhir.
PSSI akan memperkenalkan pelatih baru Timnas Indonesia pada Minggu (12/7) mendatang. Kisi-kisi sosok sang nakhoda berasal dari Belanda. Tapi Ketua PSSI, Erick Thohir, enggan menyebut namanya sebelum peresmian.
Kandidat pelatih mengerucut pada satu nama, Patrick Kluivert. Legenda Barcelona itu diproyeksikan jadi suksesor STY memimpin tim Merah Putih menatap pentas dunia.
Membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia jelas bukan perkara mudah. Belum lagi dengan kenyataan Indonesia belum pernah tampil di Piala Dunia sejak terakhir kali mentas pada 1938.
Kini Indonesia bersaing ketat di putaran ketiga kualifikasi. Kesempatan masih terbuka lebar mengingat tim Merah Putih ada di peringkat ketiga klasemen sementara Grup C.
Indonesia mengemas enam poin dari enam pertandingan. Jay Idzes dan kawan-kawan hanya berselisih satu angka dari Australia di peringkat kedua.
Tapi di saat yang sama, Indonesia punya poin yang sama dari Arab Saudi, Bahrain, dan China. Artinya persaingan begitu sengit dan skuad Garuda perlu habis-habisan dengan pelatih baru di sisa pertandingan.
Tugas berat sudah menanti pelatih baru. Empat pertandingan sisa di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah ujian fase pertama untuk membuktikan kualitasnya.
Indonesia akan bertamu ke markas Australia pada matchday ketujuh pada 20 Maret mendatang. Lima hari berselang, tim Garuda menjamu Bahrain pada 25 Maret.
Hasil positif dari dua pertandingan itu akan menjaga peluang lolos, sekaligus menjadi penggugah motivasi untuk dua laga terakhir pada Juni saat Indonesia bersua China dan Jepang.
Seiring dengan kehadiran nakhoda baru, otomatis butuh penyesuaian dalam berbagai aspek. Rentang waktu dua bulan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Periode akhir Januari hingga sebulan penuh Februari dapat digunakan untuk mempelajari gaya permainan Timnas Indonesia dari laga-laga sebelumnya. Sang pelatih juga bisa blusukan menengok para penggawa tim nasional yang berlaga di klub masing-masing, termasuk di Liga 1.
Juru taktik baru bisa menggunakan kerangka tim yang sudah disusun gerbong pelatih sebelumnya. Tapi bisa pula menemukan mutiara dari sowan ke klub-klub. Barangkali ada pemain yang lebih cocok dengan skema yang diinginkan.
Barulah pada awal Maret, sang pelatih bisa menyusun nama-nama yang akan dipanggil ke timnas sebelum diumumkan kurang lebih dua pekan sebelum pertandingan. Pada periode ini, si peramu strategi baru bisa mengimplementasikan filosofi sepak bola yang diusungnya.
Artinya tidak banyak waktu yang dimiliki untuk menyusun keping puzzle yang dibutuhkan. Di sinilah kapabilitas seorang pelatih diuji.
Belum lagi dengan ekspektasi tinggi dari penggemar. Wajar jika wajah baru melahirkan harapan baru yang mungkin saja lebih tinggi dari sebelumnya.
Ini yang jadi konsekuensi PSSI membuat keputusan besar dengan memilih jalan pertaruhan. Besar harapan, siapapun yang menangani Timnas Indonesia dapat membawa angin segar dengan kabar ‘Merah Putih’ melaju ke Piala Dunia tahun depan.