Manfaat dan Mitos Pohon Pule Seharga Fortuner yang Ditanam di IKN

0
40

suratkabarnasional.com – Pohon Pulai atau Pule hangat diperbincangkan belakangan ini karena dikabarkan akan ditanam di sekitar istana Ibu Kota Negara (IKN) . Pohon dengan nama latin Alstonia Scholaris semakin moncer setelah diketahui harganya setara dengan mobil Fortuner. Untuk diketahui pohon Pule sendiri banyak ditemukan di daerah China, Benua India, Asia Tenggara, hingga Australia.

Di negara-negara luar Indonesia, dikenal sebagai white cheseewood, blackboard tree, hingga pohon iblis karena dinilai berbahaya bagi manusia. Pohon Pule dapat mencapai tinggi 40 meter. Daunnya hijau mengkilap dengan bagian bawah daun berwarna lebih pucat. Daunnya menjari dengan jumlah tiga sampai sepuluh daun dan petiole sepanjang 3 cm. Bunganya mekar di bulan Oktober dan memiliki aroma yang harum. Kulit batang pada pohon Pue berwarna coklat keabu-abuan.

Sementara bagian dalam batangnya berwarna kuning. Batang pulai menghasilkan getah berwarna putih susu dan buah tanaman ini berbentuk pita, berwarna putih, dengan panjang sekitar 20–50 mm. Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (27/9/2023) pohon ini memiliki banyak manfaat dan kerap digunakan untuk penghijauan karena daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan. Kulit pohon Pule digunakan untuk bahan baku obat karena berkhasiat untuk mengobati penyakit radang tenggorokan.

Pohon Pule juga bermanfaat sebagai obat demam dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ekstrak kulit batang mengandung zat bermanfaat, seperti flavonoida, saponire, dan polifenol. Pembuatan obat demam didapatkan melalui pencucian dan perebusan kulit batang sebanyak 10 gram, dengan 1 gelas air selama 15 menit.

Tapi di samping manfaatnya yang beragam, pohon Pule juga memiliki mitos yang menyeramkan. Pohon Pule identik sebagai pohon angker tempat para lelembut bersemayam. Bahkan ada yang menyebut bahwa pohon Pule merupakan sarang dari Raja Jin. Karena keyakinan itu, banyak orang yang menganggap pohon Pule sebagai pohon keramat yang bisa digunakan untuk menjalankan ritual.

Biasanya orang-orang akan menaruh sesajen di bawahnya sebagai perwujudan rasa hormat mereka terhadap roh leluhur yang ada dalam pohon Pule. Ketika ditebang pun, tidak boleh dilakukan sembarangan. Beberapa orang menilai harus melewati sejumlah ritual terlebih dahulu. Khusus masyarakat Bali, biasanya akan membawa canang atau banten bersama iro mangku untuk memulai proses penebangan.