Karangasem – Institut Teknologi dan Ilmu Komputer Indonesia (INSTIKI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan UMKM di Bali. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Kemendiktisaintek tahun 2025, tim dosen INSTIKI yang terdiri dari Ni Putu Suci Meinarni, S.H., LL.M., Rizkita Ayu Mutiarani, S.Sn., M.Sn., dan Bagus Kusuma Wijaya, S.E., M.A.B., bersama mahasiswa berdampak, mendampingi UMKM Raya Honey Sibetan, sebuah usaha madu hutan alami yang dikelola oleh I Kadek Swanjaya, penyandang tuli yang konsisten memajukan produk lokal dari Desa Sibetan, Karangasem.
Sebagai daerah penghasil madu alami, Desa Sibetan memiliki potensi besar dalam pengembangan produk berbasis sumber daya alam. Namun, UMKM Raya Honey Sibetan masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan usaha dan promosi digital. Produk yang dihasilkan telah memiliki kualitas dan karakteristik yang kuat, tetapi belum ditopang oleh strategi pemasaran yang terencana, konten digital yang konsisten, serta pemanfaatan media sosial dan marketplace sebagai etalase utama penjualan di era digital.
Menjawab tantangan tersebut, tim PKM INSTIKI merancang program pendampingan yang terintegrasi, berfokus pada penguatan manajemen usaha berbasis digital marketing, pembuatan media promosi visual berupa video branding, serta pendampingan penyusunan dokumen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk perlindungan identitas produk. Program ini sekaligus menjadi ruang pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa berdampak yang terjun langsung ke lapangan, mulai dari memetakan kebutuhan mitra hingga merancang solusi digital yang aplikatif.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pelatihan, sesi konsultasi, dan implementasi langsung di lokasi usaha. Mitra dilatih mengelola media sosial secara lebih profesional, menyusun content planner yang terstruktur, merancang alur narasi visual, hingga menyusun caption yang persuasif dan relevan dengan calon konsumen. Tim juga mendampingi optimalisasi pemanfaatan platform digital, termasuk fitur afiliasi di Shopee dan TikTok, agar jangkauan pemasaran madu hutan Raya Honey Sibetan tidak hanya terbatas di sekitar Karangasem, tetapi meluas ke berbagai daerah lain.
Dalam aspek penguatan citra merek, tim bersama mahasiswa memproduksi video branding yang menampilkan proses pengambilan madu hutan, keunggulan produk, serta kisah inspiratif pengelola sebagai penyandang tuli yang mampu mengelola usaha secara mandiri. Narasi visual ini diharapkan menjadi nilai tambah dalam membangun kedekatan emosional dengan konsumen sekaligus memperkuat posisi produk di tengah persaingan pasar. Di sisi lain, pendampingan penyusunan dokumen HKI dilakukan agar merek dan identitas visual Raya Honey Sibetan memperoleh perlindungan hukum yang memadai, sehingga Mitra memiliki landasan yang lebih kuat untuk pengembangan usaha jangka panjang.
Dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan, UMKM Raya Honey Sibetan kini memiliki content planner digital marketing yang dapat digunakan sebagai panduan promosi berkelanjutan, video branding profesional yang siap dipublikasikan di berbagai platform digital, akun marketplace yang aktif sebagai kanal penjualan daring, serta dokumen pengajuan HKI yang siap diajukan ke instansi berwenang. Kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan Mitra ini menunjukkan bahwa sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengabdian dapat memberikan dampak nyata bagi penguatan UMKM lokal dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Tim pelaksana PKM menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui program PKM skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2025. Dukungan tersebut menjadi fondasi penting sehingga kegiatan pendampingan kepada UMKM Raya Honey Sibetan dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi Mitra serta lingkungan sekitarnya.

