Suratkabarnasional.com – Apa itu Melanesia? Mengutip kbbi.kemdikbud.go.id, Selasa (5/7/2022), Melanesia adalah gugus kepulauan, bangsa, dan bahasa di bagian barat daya Lautan Teduh, di timur laut Australia. Fakta menarik tentang Melanesia ini yakni sebagian darah kita merupakan ras Melanesia, bahkan sebagian besar ras Melanesia di dunia terdapat di Indonesia, yakni sekitar 80 persen dari jumlah populasi dunia. Hal itu disampaikan Arkeolog senior dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Profesor Harry Truman Simanjutak seperti dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Melanesia di Nusantara
Harry juga menyebut pusat ras Melanesia terbagi atas tiga wilayah.
“Pusat Melanesia berkembang di Nusantara, Melanesia barat, dan Australia. Melanesia barat, khususnya di wilayah pulau besar, tersebar di Papua dan Papua Nugini,” kata Harry.
“Kita memiliki satu rumpun, sejarah dan budaya yang masih dihidupkan sampai saat ini. Misalnya, sejak ribuan tahun lalu, sudah ada interaksi di antara mereka (jika dilihat dari peninggalan-peninggalan atau bukti-bukti arkeologi). Peninggalan di Papua Nugini menyebar hingga Maluku, Maluku Utara, dan wilayah di sekitar itu,” sambung salah satu penulis buku Diaspora Melanesia di Nusantara ini.
Dia menambahkan perkembangan ras Melanesia di Australia sudah ada dan berkembang sejak 50.000-60.000 tahun lalu. Untuk perkembangan ras Melanesia di Papua buktinya ditemukan sejak 45.000 tahun lalu.
Sementara di Indonesia, bukti peninggalan sejarahnya sudah ditemukan sejak 45.000-50.000 tahun lalu. Sejak sekitar paruh kedua Pleistosin Atas telah dimulai dinamika kehidupan populasi Melanesia di Nusantara dan kawasan Pasifik.
Kehidupan yang terus berlangsung, hingga berakhirnya zaman es pada ca 12.000 BP yang menyebabkan kenaikan muka laut dan memperluas penyebaran populasi dan geografi hunian. Populasi baru yang digolongkan para ahli sebagai Ras Australomelanesia ini memperkaya budaya pendahulu dengan pola hunian gua, pola mencari makan, pembaruan peralatan, pengembangan seni, dan konsepsi kepercayaan.
Lalu kedatangan Ras Mongoloid pada ca 4.000 BP lewat jalur migrasi barat (Asia Tenggara) dan jalur timur (Taiwan) mengakibatkan interaksi antar-ras, percampuran budaya dan biologis. Di sisi lain, pertemuan kedua ras ini menjadikan populasi Austromelanesia lebih dikenal dengan sebutan Melanesia ini perlahan bergeser ke wilayah timur Indonesia.
Hingga akhirnya pada masa kemerdekaan, kedua ras yang mendiami Nusantara ini bersatu dalam NKRI dan menciptakan pertautan biologis dan kultural sampai saat ini. Melanesia di Nusantara ini, dapat ditelusuri lewat temuan-temuan yang memperlihatkan adanya kesamaan, dan tradisi yang menjadi khas Nusantara seperti ‘nginang’ yang masih bertahan hingga saat ini.
Lantas di manakah Melanesia tinggal?
Dari penelitian genetika, bahasa, dan arkeologi penduduk asli Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat termasuk kelompok Melanesia.
Ciri-ciri ras Melanesia
Ras Melanesia memiliki ciri fisik hampir sama dengan ras Negroid, yakni kulitnya cenderung cokelat gelap hingga hitam, berambut keriting, bentuk bibirnya tebal, dan tubuhnya tinggi.
Organisasi Negara Melanesia
Sejumlah negara-negara yang berlatar budaya Melaneisa, termasuk di antaranya merupakan koalisi partai politik Kaledonia Baru selaku overseas territory Perancis, yaitu Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS) membentuk Melanesian Spearhead Group (MSG). Mengutip situs kemlu.go.id, organisasi yang dibentuk pada 1988 yang ditandai dengan penandatanganan Agreed Principles of Co-operation among Independent States of Melanesia di Port Villa, Vanuatu.
Namun, berdasarkan prinsip internasional, MSG remsi menjadi organisasi sub-regional pada 23 Maret 2007 lewat Agreement Establishing the Melanesian Spearhead Group. Indonesia sendiri akhirnya diterima menjadi anggota MSG pada Juni 2015, setelah sebelumnya hanya menjadi observer di pertemuan MSG Leaders Summit di Fiji, Maret 2011.
Untuk diketahui anggota MSG yakni Fiji, Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS) di Kaledonia Baru, Papua Nugini (PNG), Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Indonesia. Dengan menjadi anggota MSG, Indonesia bertugas memberikan kontribusi tahunan pada Sekretariat MSG, di sisi lain Indonesia memiliki akses terhadap dokumen yang bersifat confidential.