Pemberdayaan UMKM melalui Pelatihan Digital Marketing di Denpasar
Di era digital yang terus berkembang, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Denpasar dihadapkan pada tantangan besar dalam memanfaatkan teknologi untuk pemasaran produk dan layanan mereka. Meskipun sektor UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian, banyak pemilik UMKM yang masih bergantung pada pemasaran tradisional dan belum sepenuhnya memanfaatkan potensi pemasaran digital.
Untuk mengatasi masalah ini, Bagus Kusuma Wijaya dan tim dari Program Studi Bisnis Digital Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia mengadakan pelatihan Digital Marketing khusus untuk UMKM di Denpasar. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pelaku usaha dalam memanfaatkan platform digital seperti media sosial, e-commerce, dan SEO untuk mengembangkan bisnis mereka.
Pelatihan ini memberikan materi yang sangat relevan dengan kebutuhan UMKM saat ini. Beberapa topik yang dibahas antara lain pemanfaatan media sosial untuk membangun brand awareness, penggunaan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia untuk memperluas jangkauan pasar, serta strategi iklan berbayar melalui Facebook Ads dan Google Ads. Selain itu, peserta juga diajarkan cara membuat konten yang menarik dan relevan untuk audiens mereka, serta cara menggunakan alat analitik untuk mengukur keberhasilan kampanye digital.
Dengan adanya pelatihan ini, UMKM di Denpasar kini memiliki keterampilan yang lebih baik dalam memasarkan produk secara online. Mereka tidak hanya belajar tentang teknik pemasaran digital, tetapi juga bagaimana memanfaatkan data dan teknologi untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan efisien. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu UMKM bersaing lebih efektif di pasar yang semakin digital dan kompetitif.
Pelatihan Digital Marketing ini juga memberikan dampak positif bagi UMKM yang sebelumnya kesulitan untuk berkembang. Dengan pemahaman baru tentang pemasaran digital, peserta kini lebih percaya diri dalam menerapkan strategi yang dapat meningkatkan daya saing dan jangkauan pasar mereka. Ke depan, diharapkan pelatihan serupa dapat diperluas ke daerah lain yang memiliki akses terbatas terhadap teknologi digital.