Pengamat: Nomor Kontak Palsu di Google Maps adalah Penipuan, Bukan Peretasan

0
25

Surat Kabar Nasional.com Layanan peta dan navigasi Google Maps di Indonesia belakangan dihebohkan dengan suatu fenomena baru, yaitu pencantuman nomor kontak atau nomor WhatsApp (WA) palsu di informasi alamat suatu bisnis atau tempat usaha. Tak sedikit pengguna yang mengira fenomena ini disebabkan oleh akun Google tempat usaha tersebut diretas (hack) oleh para hacker.

Karena sudah diambil alih, peretas bisa mengubah informasi tempat usaha yang diretas sesuka hati.  Namun pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengatakan fenomena ini sebenarnya bukan peretasan yang dilakukan hacker, melainkan penipuan yang dilakukan penipu alias scammer.

“Fenomena ini mungkin lebih tepatnya disebut sebagai penipuan, bukan peretasan. Sebab, para pelaku ini menggunakan Google Maps untuk memasukkan informasi atau kontak palsu guna mengelabui korban,” kata Alfons , Rabu (14/8/2024).

Alfons melanjutkan, fenomena ini terlihat sebagai peretasan karena perubahan yang ada di Google Maps bisa ditampilkan dan dilihat secara publik, tanpa adanya koreksi atau perbaikan dari pemilik usaha, dalam waktu yang tidak sebentar.

Tak adanya perbaikan ini juga dipicu oleh minimnya perhatian dari para pemilik akun bisnis di Google Maps. Karena tidak diawasi atau dikelola, maka para penipu bisa dengan leluasa menyisipkan informasi kontak palsu di tempat usaha yang ada di Google Maps.

“Semua tipe tempat usaha yang tercantum di Google Maps, seperti rental mobil, hotel, sewa vila, dan lain-lain bisa menjadi target pemalsuan informasi. Apalagi jika pemilik bisnis tidak rajin mengelola akun bisnis mereka, maka penipu bisa dengan mudah melancarkan aksinya,” jelas Alfons.

“Kalau rajin, maka pemilik bisnis bisa mengubah informasi yang keliru tersebut dengan cara memverifikasinya, sehingga tidak ada yang tertipu,” imbuh Alfons.

Penipuan ini muncul dengan memanfaatkan fitur “Edit” di Google Maps. Fitur ini memungkinkan siapa saja mengajukan perubahan, seperti informasi alamat, nomor kontak, dan lain sebagainya pada suatu tempat yang ada di Google Maps. Sehingga, pengguna bisa saja terkecoh dengan informasi palsu.

Nah, fitur Edit ini bisa dipakai untuk scam karena para oknum biasanya meminta pengguna untuk menghubungi nomor WA palsu yang tertera. Untuk tempat penyedia jasa, oknum-oknum ini bahkan bisa meminta pengguna untuk membayarkan uang down payment (DP) ke rekening misterius, supaya pembelian jasa, biasanya proses penyewaan, berjalan dengan lancar.

Meski fenomena di atas disebut sebagai penipuan, penambahan informasi palsu di Google Maps ini juga bisa menjadi peretasan. Bisa dianggap peretasan apabila akun Google pemilik bisnis ternyata memang diretas dan diambil alih oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Dalam hal ini, para peretas bisa berperan seakan sebagai pemilik usaha dan melancarkan aksinya untuk menipu pengguna, seperti meminta uang transfer atau DP, dan lain sebagainya.

“Kalau tidak rutin menjaga akun bisnis Google, akun ini bisa diambil alih atau dibobol oleh peretas. Dengan begini, pengguna umum yang berinteraksi dengan sebuah akun bisnis di Google Maps bisa terkecoh dengan mudah,” ungkap Alfons.

“Selain itu, peretas juga bisa memasukkan kontak dan informasi palsu lainnya terhadap tempat usaha yang terhubung dengan akun bisnis Google tersebut dengan leluasa kapanpun mereka mau,” tambah Alfons.

Adapun pengubahan informasi, kontak, alamat, dan lain-lain di suatu tempat usaha di Google Maps bisa digunakan dengan fitur atau tombol Edit oleh siapa saja, seperti disebutkan di atas, sebab Google Maps mengandalkan user generated content (UGC).

Jika pengguna mengubah informasi tempat usaha yang terhubung dengan akun Google mereka, atau bisa dibilang mereka merupakan pemilik tempat tersebut, maka perubahan akan diterapkan secara instan.

Namun apabila pengguna ingin mengubah informasi dari tempat usaha milik orang lain, maka mereka harus mengajukan perubahan dan harus menunggu sistem untuk memverifikasi perubahan tersebut.

Alfons menyebut fitur Edit di Google Maps ini, baik itu fungsi hingga sistem verifikasinya, sebenarnya tidak bermasalah. Yang menjadi masalah adalah pemilik bisnis tidak mengelola akun mereka dengan baik.

“Fitur Edit ini, kalau dikelola dengan baik dan diawasi oleh pemilik bisnis, sebenarnya akan aman dari eksploitasi. Jika pengguna memiliki kesulitan, mereka bisa meminta bantuan pihak ketiga untuk mengelola akun bisnisnya supaya tetap aman dari penipuan,” tutur Alfons.