Ternyata Begini Awal Mula Toilet Laki-laki & Perempuan Dipisah

0
4

Surat Kabar Nasional.com – Di ruang publik, pemisahan toilet berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, sudah menjadi kelaziman. Biasanya ditandai oleh kata, gambar, atau berbagai simbol penunjuk pemisahan toilet.

Padahal, selama ribuan tahun, umat manusia tak berbagi toilet. Apapun jenis kelaminnya, mereka buang air di satu toilet yang sama. Lantas sejak kapan pemisahan ini berlangsung? dan kenapa ada pemisahan?

Sejarah mencatat, manusia baru memisahkan toilet sesuai jenis kelamin pada tahun 1793.

ala itu, sebuah restoran di Prancis menyediakan toilet untuk laki-laki dan perempuan. Namun, restoran tersebut hanya satu-satunya dari ribuan tempat publik lain di seluruh dunia yang tampil berbeda memperuntukkan toilet. Di luar sana, toilet tak dipisahkan.

Bahkan, di beberapa tempat toilet hanya diperuntukkan untuk laki-laki. Ide toilet untuk perempuan baru muncul di akhir 1800-an imbas Revolusi Industri. Revolusi Industri membuat para perempuan tak lagi berada di rumah mengurusi urusan domestik. Para perempuan mulai bekerja di pabrik-pabrik bersama dengan para lelaki.

Menurut Terry Kogan dalam Toilet: Public Restroom and the Politics of Sharing (2010), ketika perempuan keluar dari rumah dan berada di ruang publik, para pembuat kebijakan mulai memikirkan pentingnya ruang privat khusus perempuan.

Mereka berasumsi para perempuan yang keluar rumah tergolong lemah dan butuh perlindungan dari laki-laki. Apalagi, banyak laki-laki yang tidak mau menerima keberadaan perempuan di tempat pekerjaan. Dari sini, para pembuat kebijakan membuat pemisahan fasilitas di ruang publik.

Mulai dari gerbong kereta, perpustakaan, hingga toilet. Semua dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, urgensi pemisahan toilet berdasarkan jenis kelamin juga didasari oleh faktor kesehatan. Kemunculan teori kuman sebagai penyebab penyakit yang salah satunya bersumber di toilet membuat orang mulai menaruh perhatian atas pemisahan ini.

Sejak saat itu, toilet mulai dipisahkan sesuai jenis kelamin. Menurut Terry Kogan, kemunculan toilet perempuan bisa dimaknai sebagai langkah pemerintah untuk menjaga perempuan agar tidak kembali ke rumah. Dengan membuat mereka nyaman, pemisahan fasilitas publik harus dilakukan.

Dari ide ini berbagai negara Eropa dan Amerika satu per satu mulai menerapkannya. Singkat cerita, keberadaan toilet perempuan disambut positif banyak orang. Ketika kolonialisme meluas, orang-orang Eropa mulai menerapkan hal sama di negara jajahan. Dari sini, negara-negara jajahan ikut-ikutan memisahkan toilet dan merasakan dampak positif dari hal ini.

Jadi, pemisahan toilet antara laki-laki dan perempuan bukan disebabkan oleh perbedaan cara menggunakan kamar mandi. Melainkan oleh faktor sosial yakni pemenuhan ruang privat perempuan.

“Orang mungkin berpikir bahwa sangat masuk akal jika kamar mandi dipisahkan berdasarkan jenis kelamin karena ada perbedaan biologis. Padahal itu salah,” ungkap Terry Kogan.