Suratkabarnasional.com – Kebanyakan orang memilih untuk berbuka puasa dengan yang manis. Namun ini tak berarti kalau kamu bisa bebas makan dengan makanan yang semanis-manisnya. Ingat kebanyakan makanan manis bakal berakibat pada kesehatan dan juga penampilan karena penambahan berat badan. Bahaya kebanyakan gula memang tak perlu dipertanyakan lagi. Meski demikian ini bukan berarti kalau kamu sama sekali tak boleh mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka puasa nanti.
Pakar kuliner dan juru masak Sisca Soewitomo mengungkapkan untuk menyelingi menu berbuka puasa dengan aneka buah-buahan. “Untuk menghindari gula ya tidak memakai semanis-manis mungkin, hanya sekadar adatasterasa manis dan itu tidak setiap hari dihidangkan. Bisa diseling untuk buah saja,” ucap Sisca di acara jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Tak dimungkiri kebutuhan untuk makan manis sesudah berpuasa memang terbilang cukup tinggi bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kadar gula di dalam tubuh rendah dan perlu untuk ditingkatkan supaya tubuh tidak lemas. Hanya saja, Chef Desi Trisnawati mengungkapkan asupan gula tidak melulu harus berbentuk gula pasir. “Manis itu tidak berarti dalam bentuk gula. Manis bisa ada di buah-buahan, itu yang kita bisa jadi pilihan. Disarankan memilih manis natural atau gula natural yang dikonsumsi sesudah buka puasa,” papar Desi.
Menurutnya, orang yang sudah terbiasa dengan mengonsumsi hidangan manis setiap berbuka puasa disebabkan oleh pola gaya hidup yang sudah dibiasakan sejak lama. Maka dari itu, penting untuk memutus kebiasaan ini agar Ramadan bisa menjadi lebih sehat. “Putuskan tali rantai itu dengan memilih makanan yang sehat, tentunya mulai dari rumah, memilih gula yang sehat dan juga menggunakan gula yang tepat,” katanya. “Kita harus paham bahwa ketika kita mau buka puasa atau makan pada umumnya, kita harus tahu nutrisi dalam makanan yang kita makan,” kata Chef Desi Trisnawati.