Inilah Pernyataan Pertama Ketua DPR AS Nancy Pelosi saat Injakkan Kaki di Taiwan

0
53
Suratkabarnasional.com – Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengatakan kunjungannya ke Taiwan “tidak bertentangan” dengan kebijakan lama Washington di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Dia tetap mendarat di Taipei pada Selasa (2/8/2022), meskipun ada peringatan keras dari China. “Kunjungan delegasi Kongres kami ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung Demokrasi Taiwan yang semarak,” ujar Pelosi setelah mendarat di Taipei, Taiwan. Pejabat AS itu mengatakan diskusinya dengan para pemimpin Taiwan akan fokus pada, “menegaskan kembali dukungan kami untuk mitra kami dan untuk mempromosikan kepentingan bersama kami, termasuk memajukan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”
Taiwan tidak terdaftar dalam rencana perjalanan resmi Pelosi untuk tur Asia tersebut, yang mencakup pemberhentian di Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang. Meski demikian, spekulasi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir bahwa tokoh peringkat tertinggi ketiga di pemerintah AS akan mengunjungi pulau itu. Langkah itu mendorong reaksi keras dari Beijing, yang menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan “Satu China” yang diakui oleh Amerika Serikat.

China menganggap perjalanan itu sangat provokatif dan mengancam “konsekuensi yang tak tertahankan” bagi Washington jika dilanjutkan.

Pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian memperingatkan AS, “Jika Anda bermain api, Anda akan terbakar.” Setelah Pelosi mendarat pada Selasa, Kemlu China mengatakan perjalanan itu akan memiliki “dampak parah pada landasan politik hubungan China-AS” dan “sangat melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China.” Beijing mengatakan kehadiran Pelosi di pulau itu “merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”. China memperingatkan Washington bahwa tindakan itu berada di “jalur yang berbahaya.” Pelosi adalah Ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taiwan dalam lebih dari dua dekade. Taiwan, yang secara resmi menyebut dirinya Republik China (ROC), telah memerintah sendiri sejak 1940-an tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari Beijing. Sebelumnya pada Selasa, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia berdiri “dalam solidaritas mutlak dengan China,” dengan alasan perjalanan Pelosi “murni provokatif” dan kemungkinan akan memperburuk ketegangan geopolitik di wilayah tersebut.