Kasus-Kasus Hukum Pidana Paling Menghebohkan Di Indonesia

0
58
1. Kasus Antasari Azhar
Antasari Azhar, seorang mantan ketua KPK divonis selama 18 tahun lantaran terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana terhadap bos PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain pada 14 Maret 2009.Kasus ini sempat menimbulkan kehebohan karena Antasari adalah pimpinan lembaga yang sedang dinanti-nantikan kinerjanya, dan ada pula dugaan rekayasa kasus untuk menjegal karier Antasari. Ini terjadi karena memang saat menjabat ketua KPK, Antasari dikenal cukup berani untuk menindak siapapun termasuk saat berupaya membongkar skandal di balik kasus Bank Century dan IT KPU yang tendernya dimenangkan oleh perusahaan milik Hartati Murdaya. Kasus ini bahkan dibukukan dalam Konspirasi Antasari, Tim MedPress, 2012.
2. Pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan Kopi Sianida
Mirna meninggal usai minum kopi di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari 2016. Jessica Kumala Wongso, salah satu teman Mirna yang pada saat itu datang lebih awal dan langsung memesankan es kopi buat Mirna menjadi saksi dari kejadian tewasnya Mirna. Setelah polisi melakukan gelar perkara uji labfor terhadap beberapa barang bukti yang mereka kumpulkan selama proses penyidikan, sejumlah fakta mengejutkan muncul. Salah satunya terdapat kandungan sianida di kopi yang diminum Mirna dan bahwa indikasi menunjukkan bahwa pelakunya adalah Jessica.
3. Kasus Nenek Asyani
Suatu hari,nenek Asyani menitipkan kayu jati miliknya di pengusaha mebel,namun ia malah dituduh menebang kayu milik perhutani dan didakwa hukuman penjara.Hidup nenek Asyani sudah penuh dengan nestapSuatu hari, nenek Asyani menitipkan kayu jati miliknya di pengusaha mebel, namun ia malah dituduh menebang kayu milik Perhutani dan didakwa hukuman penjara. Hidup nenek Asyani sudah penuh dengan nestapa setelah ditinggal suaminya meninggal dan menanggung beban hutang luar biasa banyaknya. Harta terakhir miliknya hanyalah 5 buah pohon jati yang tumbuh di hutan dekat rumahnya yang kemudian ditebangnya dengan maksud untuk dijual, tapi akhirnya malah menjadikannya sebagai seorang terdakwa.

4. Kasus Eno Cangkul
Seorang wanita berusia 18 tahun, Eno dibunuh oleh tiga buruh pabrik di asrama karyawan tempat dia bekerja. Sebelumnya, Eno mengalami kekerasan seksual dan meninggal dengan tragis. Peristiwa tersebut terjadi pada 2016 di daerah Jatimulya, Dadap, Tangerang. Yang menjadikan peristiwa pembunuhan ini amat keji adalah, setelah memperkosa, para pembunuh memasukkan gagang cangkul ke dalam kemaluan korban hingga tewas.

5. Pembunuhan Berencana Aktivis HAM MunirAktivis hak asasi manusia atau HAM, Munir Said Thalib meninggal dalam pesawat tujuan Singapura-Belanda pada 7 September 2004. Munir, begitu dia disapa, ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya. Dalam perjalanan itu, dia sempat muntah-muntah dan mengeluhkan sakit perut. Sesampainya di Belanda, Munir dinyatakan sudah tidak bernapas. Dugaan awal, dia wafat akibat sakit yang dideritanya.Namun, pada 12 November 2004, Badan Forensik Belanda mengeluarkan hasil autopsi yang mengejutkan. Pembunuhan berencana itu terungkap setelah dilakukan penyelidikan secara forensik. Di lambung Munir ditemukan racun arsenik. Racun itu diminum dalam campuran jus jeruk yang diberikan pramugari pesawat sebagai welcome drink. Sebenarnya ada dua minuman yang disediakan, minuman lainnya adalah wine.Setelah melakukan pemeriksaan, polisi kemudian menetapkan Pollycarpus sebagai tersangka. Dia terbukti bersalah di pengadilan. Jaksa Penuntut Umum di persidangan menyatakan Polly membubuhkan arsenik ke jus jeruk yang akan diminum Munir. Poly tahu, Munir tidak minum alkohol, sehingga dipastikan sasarannya itu akan memilih jus jeruk sebagai welcome drink.Ahli forensik Abdul Mun’im Idries yang ikut membantu autopsi jenazah Munir membeberkan sejumlah fakta terkait kematian pejuang HAM itu. Kisahnya ditulis Mun’im dalam buku ‘Indonesia X-Files, Mengungkap Fakta dari Kematian Bung Karno Sampai Kematian Munir’. Menurut Mun’im, upaya pelaku menggunakan arsenik sebagai racun dianggap sangat pintar. “Kasus keracunan semacam itu terjadi tidak sampai 10 persen,” tulis Mun’im.