suratkabarnasional.com – Militer Israel mengeklaim telah mengepung Kota Gaza, Palestina, dan membagi jalur pantai itu menjadi dua. Wilayah yang hancur dibombardir itu juga mengalami pemadaman komunikasi total yang ketiga sejak dimulainya perang. “Saat ini, ada Gaza utara dan Gaza selatan,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari kepada wartawan pada hari Minggu, menyebutnya sebagai “tahap penting” dalam perang Israel melawan Hamas. Media Israel melaporkan bahwa pasukan diperkirakan akan memasuki Kota Gaza dalam waktu 48 jam. Ledakan dahsyat terlihat di Gaza utara setelah malam tiba.
Namun “runtuhnya konektivitas” di seluruh Gaza yang dilaporkan oleh kelompok advokasi akses internet NetBlocks.org dan dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel menjadikannya semakin rumit untuk menyampaikan rincian tahap baru serangan militer tersebut. “Kami kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA,” kata juru bicara badan pengungsi Palestina PBB Juliette Touma kepada Associated Press, Senin (6/11/2023).
Pemadaman listrik Gaza pertama berlangsung selama 36 jam dan yang kedua selama beberapa jam. Sebelumnya pada hari Minggu, pesawat tempur Israel menyerang dua kamp pengungsi di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai puluhan lainnya. Angka itu disampaikan para pejabat kesehatan setempat. Israel mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan serangannya terhadap Hamas, meskipun Amerika Serikat (AS) meminta jeda singkat untuk memberikan bantuan kepada warga sipil Gaza yang putus asa. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 9.700 warga Palestina telah tewas di wilayah tersebut dalam hampir satu bulan perang, lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak. Jumlah korban kemungkinan akan meningkat ketika pasukan Israel bergerak maju ke lingkungan perkotaan yang padat.
Serangan udara menghantam kamp pengungsi Maghazi semalam, menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai 34 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Kamp tersebut berada di zona di mana militer Israel mendesak warga sipil Palestina di Gaza untuk mencari perlindungan. Serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah dekat sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah. Staf di Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan sedikitnya 13 orang tewas. Kamp itu juga diserang pada hari Kamis. Meskipun ada seruan dan demonstrasi di luar negeri, Israel terus melakukan pengeboman di Gaza. Kritikus mengatakan serangan Israel seringkali tidak proporsional, mengingat banyaknya warga sipil yang tewas. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Presiden Otortitas (PA) Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu, sehari setelah bertemu dengan para menteri luar negeri Arab.
Sementara itu, dalam pertemuan pada Minggu malam, Komite Sentral Fatah mengatakan mereka membahas perkembangan terkini pengeboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan menegaskan kembali posisi Palestina yang menyerukan diakhirinya perang. Pernyataan Fatah juga menyebutkan bahwa anggota komite diberi pengarahan tentang hasil pertemuan para menteri luar negeri Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Otoritas Palestina dan AS, serta pertemuan antara Presiden PA Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Ramallah. “Komite Sentral menegaskan kembali posisi Palestina yang menyerukan penghentian agresi Israel terhadap rakyat kami di Jalur Gaza, di mana rakyat kami menjadi sasaran perang pemusnahan yang biadab oleh tentara pendudukan, yang bersikeras melanggar semua tabu dengan menargetkan anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia, dan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan kepada rakyat kami di Gaza tercinta,” kata Fatah dalam sebuah pernyataan, yang dilansir kantor berita Palestina, Wafa. Komite tersebut juga mendesak komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya guna menghentikan pertumpahan darah warga Palestina di Gaza, dan menghentikan agresi yang mengancam akan meledak di seluruh wilayah