Suratkabarnasional.com – Presidensi G20 Indonesia 2022 membawa dampak positif bagi pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) di Indonesia. Berbagai event yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan G20, diikuti oleh hampir 21 ribu delegasi.
Jumlah delegasi KTT G20 yang hadir akan berjumlah 429. Rinciannya delegasi pada level Ministrial Meeting 4.581, delegasi pada Deputies/Sherpa Meeting 1.212, delegasi Working Group Meeting mencapai 8.330 dan delegasi Engagement Groups Meeting mencapai 6.436.
Bila masing-masing delegasi membawa empat atau lima orang maka total jumlah pihak yang datang pada pelaksanaan forum G20 sepanjang 2022 mencapai sekitar 100 ribu orang. Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Fransiskus Xaverius Teguh, mengatakan setiap investasi yang ditanamkan Indonesia untuk menarik wisatawan berkunjung akan terbayarkan.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengembangkan pariwisata berbasis event. Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan salah satu contoh pariwisata berbasis event itu.
“Pada event di Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB) kita investasikan Rp2 triliun. Berdasarkan kajian yang dilakukan akan menghasilkan multiplier effect Rp5 hingga Rp7 triliun. Di Presidensi G20 kita juga lakukan investasi untuk daerah wisata. Hasilnya pasti investasi itu akan kembali,” kata Frans Teguh di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 10 Juli 2022.
Bila dilihat data akhir-akhir ini, saat ini traffic wisatawan yang masuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah mencapai 20 ribu. Di Labuan Bajo yang juga merupakan salah satu destinasi prioritas sudah 2 ribu.
“Jadi pelaksanaan Presiden G20 amat membantu pemulihan sektor pariwisata,” tegasnya.
Namun harus diakui bahwa kondisi pariwisata saat ini masih belum pulih sepenuhnya ke level sebelum pandemi. Hal itu wajar mengingat sektor pariwisata adalah sektor yang terdampak paling parah akibat pandemi.
Frans Teguh mengatakan Menparekraf Sandiaga Uno menargetkan terkenoneksinya kembali 1 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia ke dalam ekosistem pariwisata sebagai target pemulihan. Dalam upaya mendukung pemulihan sektor pariwisata, mutual recogniton atau sikap saling mengakui langkah-langkah yang telah dilakukan negara menjadi penting. Seperti pada masalah penggunaan vaksin yang diakui oleh tiap-tiap negara.
“Dengan adanya mutual recognition, tidak ada lagi hambatan perjalalanan. Sehingga lalu lintas wisatawan berjalan lancar dan ini mendukung pemulihan,” katanya.
Terkait dengan hal konkret yang akan dilakukan para pelaku pariwisata negara G20, saat ini sedang didorong peningkatan human capital atau kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata. Kelompok kerja pariwisata G20 terus menjalin komunikasi dengan para mitra untuk terus mengembangkan SDM di sektor pariwisata guna juga menunjang pariwisata berkelanjutan.
Pelaksanaan Sherpa Meeting kedua di Labuan Bajo itu diikuti seluruh negara anggota G20, dengan 19 anggota G20 hadir secara fisik dan satu secara virtual. Turut hadir juga enam negara undangan dan sembilan organisasi internasional.
Labuan Bajo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mempromosikan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata premium bagi turis mancanegara.