Suratkabarnasional.com – Banyak orang dewasa tampaknya tak bisa hidup tanpa kopi. Buat orang dewasa, kopi bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan juga fokus.
Meski kopi memiliki sejumlah manfaat seperti meningkatkan fokus hingga mencegah kematian dini, namun bila dikonsumsi anak-anak bakal mengakibatkan dampak buruk, apalagi tanpa batasan takaran.
Hal itu lantaran anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa, di mana bisa mengalami gangguan akibat mengonsumsi kafein meski dalam jumlah yang tak seberapa untuk orang dewasa.
“Anak-anak datang ke ruang gawat darurat dengan detak jantung tidak teratur atau yang kita sebut takikardia alis detak jantung cepat,” kata dokter anak Mark Corkins, Ketua Komite Nutrisi dari American Academy of Pediatrics.
Mengonsumsi kafein umumnya dibatasi sesuai dengan ukuran tubuh seseorang. Batasan itu pun bisa meningkat seiring dengan tubuh yang membesar sehingga bisa memetabolisme kafein dengan lebih mudah.
Namun, menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry apabila seorang anak memiliki tubuh yang kecil di usianya atau memiliki migrain hingga masalah jantung, mereka kemungkinan lebih sensitif terhadap efek kafein.
Pada umumnya, kafein ditemukan tak hanya pada kopi tapi juga sebotol minuman sport drink yang mengandung hampir 250 kafein tergantung mereknya. Hal itu berdasarkan temuan yang dilakukan Consumer Reports.
Selain itu, secangkir teh juga disebut memiliki kandungan kafein hingga 47 miligram, dan minuman soda diet yang mengandung sebesar 46 miligram. Bukan cuma itu, cokelat juga mengandung kafein yang jumlahnya meningkat, seiring dengan warna yang semakin gelap.
Kafein juga bisa ditemukan di berbagai jenis makanan, seperti permen karet, permen mint, gummy bears, makanan berenergi berbentuk bar, hingga es krim.
Di sisi lain, kafein dinilai tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bagi anak. Menurut Corkins, nutrisi yang terkandung dalam susu dan air tidak bisa didapatkan dari kandungan kafein. Sementara itu, gula dan krim yang kerap menjadi pemanis kafein menurutnya bakal menambah lemak dan kalori bagi anak.
“Jika anak Anda merasa membutuhkan kafein untuk menjalani hari, akan lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter anak guna mengidentifikasi akar penyebab dari apa yang membuat dia kelelahan,” ujar Corkins.