Suratkabarnasional.com – Memiliki tubuh dan jiwa yang sehat tampaknya adalah impian setiap banyak orang. Tak sering orang akan menjaga makanan dan minum yang masuk kedalam tubuh, dan memastikan makanan dan minuman tersebut sehat, baik dan memiliki vitamin yang dibutuhkan. Salah satu vitamin yang dibutuhkan tubuh adalah Vitamin D. Vitamin D terkenal dengan “kemampuannya” untuk memperkuat dan menyehatkan tulang, selain itu vitamin D mendukung kesehatan tiroid dan kehamilan yang sehat, meningkatkan fungsi usus dan kekebalan serta memengaruhi perkembangan dan fungsi otak. Namun, tak banyak yang tahu, bahwa vitamin D juga berpengaruh pada mood atau suasana hati. Ternyata, vitamin D dengan jelas menunjukkan bahwa ia memiliki peran dalam fungsi kognitif dan mood atau suasana hati.
Berdasarkan riset yang telah dipublikasikan dengan judul Journal of Nutrition, Health and Aging pada 1999, dijelaskan dalam penelitian itu, relawan yang diteliti, dengan kadar vitamin D rendah, diberikan vitamin D untuk dikonsumsi. Hasilnya, setelah mengonsumsi suplemen selama uji coba, dilaporkan bahwa subjek penelitian mendapat nilai yang lebih baik pada Skala Penilaian Depresi Hamilton. Tak hanya itu, lebih baru, penelitian lain juga dimuat di The Journal Endocrinology and Metabolism, melibatkan 531 wanita dan 423 pria berusia 65 tahun dan lebih, menemukan bahwa pria dan wanita dengan tingkat vitamin D yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena depresi suasana hati. Makalah lain pada tahun 2010 menyerukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan suplemen vitamin D khusus untuk mendukung kesehatan emosional kita. Mereka menyebutnya sebagai ‘solusi sederhana dan hemat biaya bagi banyak orang’ dengan masalah suasana hati. Konsumsi vitamin D tak melulu harus dengan vitamin bentuk pil. Lebih baik, makan makanan yang kaya akan vitamin D seperti jeruk, ikan laut, bayam, pisang, brokoli, kiwi dan lainnya. Mengonsumsi vitamin D secara alami tentu akan lebih baik bagi tubuh.
Namun, meski begitu, mengomsumsi vitamin D terlalu banyak juga tidak dianjurkan. Pasalnya, jika vitamin ini dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan kondisi medis yang berpotensi menjadi serius, atau dikenal dengan istilah hypervitaminosis D.