Suratkabarnasional.com – Pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun ajaran baru 2022/2023 dilakukan dengan kapasitas 100 persen. Meski begitu, aturan itu masih menimbulkan rasa khawatir di kalangan orang tua mengingat angka kasus Covid-19 sedang mengalami kenaikan dalam beberapa minggu terakhir. Lantas, akankah vaksin booster bakal menjadi wajib untuk pembelajaran tatap muka?
Menurut Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis sekaligus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), jika melihat tren di negara produsen vaksin seperti Amerika Serikat, di mana vaksin booster sudah diberikan untuk anak, kemungkinan hal serupa juga akan diberlakukan di negara-negara lain, termasuk di Indonesia
“Booster untuk anak di negara yang menghasilkan produsen vaksin, di Amerika pun sedang berjalan atau mau berjalan. Mudah-mudahan kita ke arah sana,” tuturnya, seperti dikutip dari detikcom, Senin (22/8/2022).
Meski begitu, hingga saat ini, pemberian vaksin booster di Indonesia masih tetap mengikuti rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Anggraini juga menyinggung persoalan vaksinasi dua dosis di Indonesia yang belum sesuai target. Bahkan, cakupan vaksinasi di Indonesia termasuk paling buruk di Asia Tenggara.
“Di Asia Tenggara yang jelek cakupan vaksinasinya adalah Indonesia. Mungkin kalau ada tetangga lagi adalah Timor Leste. Kita jauh tertinggal bahkan oleh Kamboja sekalipun,” ucapnya lagi.
Karenanya, dia menghimbau masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi demi melindungi kelompok rentan, seperti anak agar terhindar dari reinfeksi COVID-19. Sebab menurut penelitian, anak yang berkali-kali terinfeksi COVID-19 kemungkinan bisa mengalami berbagai komplikasi dan gejala berkepanjangan atau long COVID.