suratkabarnasional.com – Penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) mulai melanda Kabupaten Subang. Musim kemarau panjang hingga menyebabkan kebakaran lahan yang dapat memperburuk polusi menjadi salah satu faktor adanya penyakit tersebut. Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr. Maxi, cuaca kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Subang dapat mengakibatkan munculnya virus yang datang dari polusi udara saat ini. Sebab, faktor angin bisa membawa polusi buruk ke masyarakat.
“Pengaruh cuaca saat ini yang musim kekeringan itu bisa saja jadi salah satu penyebabnya apalagi kualitas udara yang buruk yang di dalamnya terkandung bakteri-bakteri yang memang bisa menjadi penyebab infeksi. Cuman kita tidak tahu kandungan apa yang ada di dalamnya,” ujar Maxi saat ditemui detikJabar di kantornya, Kamis (14/9/2023). Maxi merinci, penyakit ISPA yang terjadi di Subang sebagian besar menyerang balita. Sebanyak 2 ribu kasus pun tercatat terinfeksi ISPA dalam setiap bulannya.
“Kalau infeksi saluran pernafasan akut pada anak-anak atau balita itu kami mencatat ada sekitar 2 ribuan kasus per bulan, tertinggi di bulan Januari sampai Februari 2023 hampir sampai 3 ribuan, sedangkan di Juni sampai Juli ada di angka 2.100 kasus per bulan,” katanya. “Kalau untuk pneumonia balitanya yang lebih berat berarti ISPA-nya itu kira-kira ada di angka 290-an sekitar 10 persen dari kasus ISPA. Ini rata-rata umur 1-5 tahun. Penyebabnya banyak macem kalau ISPA yaitu dari virus bisa juga dari bakterinya juga,” imbuhnya.
Maxi menjelaskan, cuaca di Subang saat ini semakin memburuk usai musim kemarau mulai melanda Subang. Kualitas udara yang buruk pun membuat penyakit tersebut dapat makin memperluas. “Pengaruh cuaca saat ini yang musim kekeringan itu bisa saja jadi salah satu penyebabnya apalagi kualitas udara yang buruk yang di dalamnya terkandung bakteri-bakteri yang memang bisa menjadi penyebab infeksi. Cuman kita tidak tahu kandungan apa yang ada di dalamnya,” jelasnya.
Menghindari hal tersebut semakin meluas, masih kata Maxi, pihanya telah melakukan upaya preventiv dengan mengimbau kepada masyarakat agar tetap menggunakan masker saat berada ruang terbuka
“Upaya preventif sebenarnya kalau saya sih karena sudah biasa setiap hari menemui pasien, kami orang kesehatan tentu selalu memakai masker, ini selalu bukan cuman untuk virus COVID-19 saja menghindari bakteri virus yang lain seperti debu ini ialah selalu memakai masker,” ungkapnya.
“Jadi kalau saya sih masih mengimbau kepada masyarakat di momen-momen tertentu misalnya ada kumpulan banyak orang yang ada aktivitas gedung yang begitu ramai terhadap penularan penyakit yang tularkan lewat udara. Makannya kita pilih-pilih lah udara yang terbuka dan sedang bagus barulah melepas masker,” tambahnya.